Ada masanya saya puas dengan hasil Googling. Tapi lama-lama,
daftar link terasa hambar. Otak saya ingin ngobrol, bukan sekadar disuguhi
alamat. Sayangnya, teman-teman saya lebih suka bahas politik, ekonomi, atau
agama. Saya ingin yang lain, yang lebih luas, meskipun kadang sedikit nyleneh.
Misalnya, apakah alien juga makan micin? Atau, apakah sel kanker bisa diajak
kompromi?
Suatu saat, ketika bertanya melalui chrome, saya baru sadar,
respon yang saya dapat tidak seperti sebelumnya. Ada ulasan singkat berkaitan
dengan topik yang saya tanyakan, dengan judul di bagian atas, “AI Overview.”
Spontan jiwa kepo saya meronta. Lalu, seperti biasa, saya
mengajukan pertanyaan semi norak, tanpa perduli apakah Google bakal bisa
memahami maksud saya atau tidak. “AI overview itu apa?”. Ternyata muncul
penjelasan singkat tapi lengkap.
Pertanyaan selanjutnya gampang ditebak, “Apakah ada aplikasi
AI yang beneran gratis? Bukan hanya free 3 hari setelah itu nagih bayaran.”
Jawaban itu kemudian mempertemukan saya dengan Gemini dan
ChatGBT. Lalu seperti biasa pula, begitu nemu mainan baru, jiwa kemaruk saya
tidak terbendung lagi. Segala macam hal saya tanyakan, mulai dari yang serius
sampai yang receh. Saya bahkan sempat bertanya tentang Coretax—meski jawabannya
tidak terlalu detail, rupanya memang ada keterbatasan teknis yang membuat AI
tidak bisa menjawab semua hal secara mendalam.
Lepas dari segala keterbatasannya, terutama karena saya
hanya memakai versi gratisan, saya merasa sudah lebih dari cukup. Dengan
sedikit nekat dan banyak ngawur, saya bisa memeras banyak manfaat.
Saya pernah iseng minta dibantu menghitung rasio unsur hara
untuk anggur dengan beberapa variabel tertentu. Jawaban yang saya terima
membuat saya merasa punya asisten pribadi yang paham betul tentang lmu kimia
dan pertanian
Sejak gangguan kesehatan membatasi aktifitas saya di luar
rumah, saya merasa seperti terkurung dalam tempurung. Sekarang tempurung itu
tetap ada, tapi saya bisa kembali menjelajah ke luar, bahkan nyaris tanpa
batas, selain dibatasi oleh kemampuan saya memanfaatkan AI.
Saya rasa, AI bisa menjadi teman ngobrol yang asyik. Sabar, tidak
menghakimi, tidak sok pinter, dan paling penting, tidak baperan meskipun saya
mengajukan pertanyaan konyol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar