03 Februari 2025

AI, Asisten pribadi dan Teman Diskusi Yang Tidak Baperan

 

Ada masanya saya puas dengan hasil Googling. Tapi lama-lama, daftar link terasa hambar. Otak saya ingin ngobrol, bukan sekadar disuguhi alamat. Sayangnya, teman-teman saya lebih suka bahas politik, ekonomi, atau agama. Saya ingin yang lain, yang lebih luas, meskipun kadang sedikit nyleneh. Misalnya, apakah alien juga makan micin? Atau, apakah sel kanker bisa diajak kompromi?

Suatu saat, ketika bertanya melalui chrome, saya baru sadar, respon yang saya dapat tidak seperti sebelumnya. Ada ulasan singkat berkaitan dengan topik yang saya tanyakan, dengan judul di bagian atas, “AI Overview.”

Spontan jiwa kepo saya meronta. Lalu, seperti biasa, saya mengajukan pertanyaan semi norak, tanpa perduli apakah Google bakal bisa memahami maksud saya atau tidak. “AI overview itu apa?”. Ternyata muncul penjelasan singkat tapi lengkap.

Pertanyaan selanjutnya gampang ditebak, “Apakah ada aplikasi AI yang beneran gratis? Bukan hanya free 3 hari setelah itu nagih bayaran.”

Jawaban itu kemudian mempertemukan saya dengan Gemini dan ChatGBT. Lalu seperti biasa pula, begitu nemu mainan baru, jiwa kemaruk saya tidak terbendung lagi. Segala macam hal saya tanyakan, mulai dari yang serius sampai yang receh. Saya bahkan sempat bertanya tentang Coretax—meski jawabannya tidak terlalu detail, rupanya memang ada keterbatasan teknis yang membuat AI tidak bisa menjawab semua hal secara mendalam.

Lepas dari segala keterbatasannya, terutama karena saya hanya memakai versi gratisan, saya merasa sudah lebih dari cukup. Dengan sedikit nekat dan banyak ngawur, saya bisa memeras banyak manfaat.

Saya pernah iseng minta dibantu menghitung rasio unsur hara untuk anggur dengan beberapa variabel tertentu. Jawaban yang saya terima membuat saya merasa punya asisten pribadi yang paham betul tentang lmu kimia dan pertanian

Sejak gangguan kesehatan membatasi aktifitas saya di luar rumah, saya merasa seperti terkurung dalam tempurung. Sekarang tempurung itu tetap ada, tapi saya bisa kembali menjelajah ke luar, bahkan nyaris tanpa batas, selain dibatasi oleh kemampuan saya memanfaatkan AI.

Saya rasa, AI bisa menjadi teman ngobrol yang asyik. Sabar, tidak menghakimi, tidak sok pinter, dan paling penting, tidak baperan meskipun saya mengajukan pertanyaan konyol.


HOME

Tidak ada komentar: